
KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM PERSPEKTIF TANBIH TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA
PROPOSAL
PENELITIAN
Diajukan sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh SK Judul Skripsi pada Jurusan KPI (Komunikasi dan
Penyiaran Islam) Fakultas Dakwah
Oleh:
Muhibah
NIM. 113.013
![]() |
INSTITUT
AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
PONDOK PESANTREN
SURYALAYA
TASIKMALAYA
2014
PROPOSAL
PENELITIAN
KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM PERSPEKTIF TANBIH TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA
1.
Latar
Belakang Masalah
Manusia
adalah makhluk paling sempurna yang
diciptakan Alloh SWT., karena ia diberikan anugrah lebih dibandingkan makhluk
lainnya yaitu akal dan pikiran. Kedua anugrah ini, digunakan selama hidupnya
untuk beribadah kepada-Nya. Menurut pandangan barat, tujuan manusia hidup
adalah mencari kebahagian. Makna kebahagian dapat meluas, sesuai dengan
persepsi setiap manusia itu sendiri. Menurut undang-undang Aristotele, bahagia
itu adalah suatu kesenangan yang dicapai oleh setiap orang menurut kehendak masing-masing.
Setiap manusia adalah bagian dari keluarga. Di dalamnya
dia akan berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain[1]. Keluarga adalah sekelompok orang yang
terdiri dari,
ayah, ibu dan anak-anak atau suami istri dan anak-anaknya (bila ada).
Mencapai kebahagian dalam keluarga memerlukan penyatuan
tujuan hidup berkeluarga atau rumah tangga. Sebelum menuju pernikahan sebaiknya
pasangan memilki komitmen bersama yang kuat. Kebahagiaan
akan muncul dalam rumah tangga jika didasari ketakwaan, hubungan yang dibangun
berdasarkan percakapan dan saling memahami, urusan yang dijalankan dengan
bermusyawarah antara suami, istri, dan anak-anak. Semua anggota keluarga merasa
nyaman karena pemecahan masalah dengan mengedepankan perasaan dan akal yang
terbuka. Apabila terjadi perselisihan dalam hal apa saja, tempat kembalinya
berdasarkan kesepakatan dan agama, karena syariat dalam hal ini bertindak
sebagai pemisah.
Islam memiliki konsep dalam membangun keluarga bahagia
yaitu Konsep keluarga Sakinah. Sakinah bermakna tenang, tentram dan tidak gelisah. Sebenarnya kata sakinah
yang kita artikan dengan damai atau tenang dan tentram adalah semakna dengan sa’adah
yang bermakna bahagia,
dengan arti keluarga sakinah adalah keluarga yang bahagia,
keluarga yang penuh kasih
sayang dan memperoleh rahmat Alloh SWT. Sesuai firman Alloh SWT. :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya
: “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman
(sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir” [Ar-Rum 21].
Hakikatnya kebahagaian sudah ada
dalam diri manusia,namun hanya sebagian manusia saja yang dapat merasakan.
Hanya kaum-kaum yang mau berpikirlah yang akan mendapatkan kebahagian. Manusia
sendirilah yang mengurung kebahagiaan tersebut dengan sifat mazmumah yang
semakin tebal membentengi kebahagian manusia. Untuk menghancurkan benteng
penutup kebahagaian tersebut dapat diperoleh lebih ringan secara bersama-sama.
Seperti membiasakan diri bersikap saling menghargai dan menyayangi antar
anggota keluarga, menanamkan sikap saling percaya antara suami dan istri dan
orangtua menjadi suri tauladan bagi anaknya sebelum memberi perintah pada
anaknya.
Sebenarnya untuk membuat keluarga
bahagia masih ada konsep lain seperi Mawaddah dan Rohmah. Namun, kedua konsep
tersebut dapat digapai bila konsep Sakinah dapat terrealisasikan. Seperti dalam
wasiat Tanbih Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah Pondok Pesantren
Suryalaya yang dapat dijadikan pegangan hidup bahagia dunia dan akhirat. Wasiat
tersebut memberikan penjelasan kepada setiap ikhwan/akhwatnya agar “berhati-hati
dalam segala hal. Jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan peraturan
agama maupun negara”.dalam wasiat tersebut untuk mencapai kebahagian dunia
dan akhirat, haruslah berhati-hati dalam segala hal. Harus selaras dan
sepadandengan aturan agama dan negara. Karena dalam wasiat tersebut penulis bisa mengkaitkan Konsep Keluarga
Sakinah dari dua sisi, yakni peraturan
agama maupun negara. Maka dari itu penulis sangat tertarik mengkaitkan
Konsep Keluarga Sakinah dengan isi Wasiat tersebut. Untuk menciptakan keragaman
yang lebih kreatif tentang konsep keluarga sakinah dan menambah kajian ilmu
tasawuf tentunya.
Dengan dua
pegangan tersebut yakni peraturan agama dan negara. Maka konsep keluarga
Sakinah bukan hanya bisa diterima oleh kalangan sendiri (agama islam) melainkan
menarik perhatian kalangan non islam. Dapat
pula membuat dua paradigma baru,
yang pertama bahwa islam bukannlah agama penentang negara dan Islam tidak hanya
menggunakan hukum islam namun menyesuaikan kembali dengan peratuaran negara
yang berlaku.
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini Penulis memberikan
judul, “KONSEP KELUARGA
SAKINAH DALAM PERSPEKTIF TANBIH TQN
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA”.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, maka Penulis merumuskan masalah yang akan diangkat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagiamana Konsep keluarga Sakinah secara Umum baik secara hukum islam dan
Hukum Negara ?
2.
Bagiaman Konsep keluarga Sakinah Perspektif Tanbih Thoriqoh Qadariyyah wa
Naqsabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya?
3.
Tujuan
Penelitian
Melihat rumusan masalah
tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan diantaranya:
1.
Mengetahui konsep keluarga sakinah secara umum baik secara hukum Islam
dan hukum negara.
2.
Mengetahui konsep keluarga sakinah dalam pandangan Tanbih Thoriqoh
Qadariyyah wa Naqsabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, yang
merupakan wasiat dari Sesepuh pondok pesantren Suryalaya untuk segenap Ikhwan
dan akhwatnya.
4.
Kerangka
Pemikiran
Keluarga
merupakan jantung kehidupan. Akhlak manusia berakar pada sifat bawaan dalam
keluarga. Maka kesusksesan suatu bangsa dapat dilihat dalam konsep keluarga yang
digunakan beberapa keluarga di negara-negara tersebut. Saat ini penulis ingin
mengenalkan konsep keluarga bahagia menurut pandangan hukum Islam namun akan
dikaitkan dengan hukum negara. Tentunya untuk menyeimbangkan dua hukum tersebut
supaya berjalan selaras dan tidak saling bertentangan.
Penulis
membuat dua pemahaman tentang keluarga Sakinah berdasarkan hukum islam dan
hukum negara. Kemudian akan dipadukan dengan satu konsep yaitu dari isi Tanbih.
Dalam setiap penjelasan isi tanbih akan dikaitkan hukum islam dan hukum negara.
Inilah gambar skema konsep Keluarga Sakinah Perspektif Tanbih TQN Surayalaya.
![]()
![]() ![]() |
5.
Langkah-langkah
Penelitian
a.
Penentuan
Lokasi
Penelitian ini mengambil lokasi di
Pondok Pesantren Suryalaya DusunGodebag
Desa
Tanjungkerta Kec. Pagerageung Kab.
Tasikmalaya. Lokasi ini dipilih untuk mendapatkan data yang valid serta letaknya yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis
sehingga memudahkan penulis dalam melakukan penelitian.
b. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Penelitian
Data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini akan diperoleh dari populasi tertentu.
Populasi atau universe adalah jumlah
keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto,1990 : 42).
Sesuai
dengan pengertian diatas, maka populasi penelitian ini mengambil beberapa keluarga yang telah menanamkan konsep
keluarga sakinah di Dusun Godebag dengan 5 latar belakang keluarga yang berbeda.
2.
Menentukan Sampel Penelitian
Menurut
Suharsimi Arikunto (1991: 107), jika subjek penelitian kurang dari 100 maka
lebih baik diambil semua. Tetapi apabila subjek penelitian lebih besar
jumlahnya (lebih dari 100) maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%
atau lebih. Dikarenakan subjek penelitian lebih dari 100, maka sampel yang
diambil sebanyak 300
x 10% = 30 orang. Dipersempit kembali menjadi kelompok, karena minimal
dalam keluarga tersebut beranggotakan 3 orang (Ayah, ibu dan Anak). Maka 30 : 3
= 10 keluarga.
c.
Penentuan Metode dan Teknik Penelitian
1.
Menentukan Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data
dalam pembahasan masalah ini, menggunakan metode deskriptif. Penelitian
deskriftif adalah memaparkan situasi atau peristiwa yang terjadi pada yang
diteliti (Jalaludin Rahmat, 1991: 24).
Dalam hal ini, peneliti akan memaparkan situasi yang
terjadi dilapangan yaitu di Kampung
GODEBAG, Sekitar Pondok Pesantren
Suryalaya.
2.
Teknik
Penelitian
Teknik Penelitian yang akan penulis gunakan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1)
Teknik
Observasi
Menurut Winarno Surakman (1980 :162), teknik
observasi adalah terknik pengunpulan data dimana peneliti mengadakan penelitian
secara langsung terhadap permasalahan yang diselidiki, baik penelitian itu
dilakukan dalam situasi yang sebenarnya atau situasi khusus diadakan.
Melalui teknik observasi ini, peneliti akan
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pemahaman keagamaan dan prilaku
yang ada di masyarakat. Yaitu dengan melakukan survei langsung kepada Mayarakat sekitar
dusun Godebag.
2)
Teknik
Interview
Interview atau wawancara adalah interaksi dengan responden, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung dengan cara tanya jawab untuk menanyakan sesuatu yang
jawabannya dianggap sebagai data
penelitian. Menurut Soehartono (2002:67),”Wawancara adalah pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh
peneliti/pewawancara dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan
alat perekam. ”
Dengan tekhnik wawancara ini, peneliti melakukannya
secara langsung kepada objek penelitian, yaitu: beberapa mayarakat
Dusun Godebag, Seperti Keluarga Bapak Ahdi Nuruddin dan kesehariannya bersama
keluargny. Alasan pemilihan Keluarga Bapak Ahid karena kelurga beliau pernah
mendapatkan Piagam Keluarga Sakinah dari Departemen Agama. Maka hal ini akan
mempermudah penulis untuk mengetaui konsep keluarga sakinah berdasarkan pilihan
Pemerintah (negara).
3)
Book Survey
Book Survey
atau studi dokumntasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara membaca
teks. Menurut Arikumto (2002:135),”Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis.” Barang-barang tertulis disini adalah dokumen, buku, surat kabar,
majalah, relief, naskah dan internet. Dengan cara studi dokumentasi, peneliti
akan mendapatkan data dalam bentuk huruf, kata, kalimat, gagasan, ide, pesan,
pendapat, titimangsa, ideologi, dan sebagainya.
4)
Angket
Angket adalah sederetan pertanyaan yang jawabannya telah disediakan, yaitu
pilihan ganda. Menurut Soehartono (2002:65), angket adalah teknik pengumpulan
data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri
oleh responden
. Hasil dari angket kemudian dianalisis dengan cara kualitatif, yaitu
menganalisis jawaban satu persatu. Melalui angket ini, peneliti
akan memberikan beberapa pertanyaan secara
tertulis berkaitan dengan hal-hal yang diketahui oleh anggota keluarga tersebut.
Jumlah keseluruhan angket yang akan di isi oleh Keluarga sebanyak
10 eksemplar
disesuaikan dengan jumlah sempel yang diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 10 keluarga.
5) Kepustakaan
Setiap penelitian memerlukan bahan yang bersumber
dari perpustakaan. Bahan ini meliputi buku-buku yang bisa dijadikan sebagai
rujukan, majalah, pamflet, dan bahan-haban dokumenter lainnya (S. Nasution,
1991 :187).
Untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang akurat
dengan masalah yang diteliti, maka peneliti membutuhkan sejumlah buku dan media
sebagai referensi diantaranya : 1. Ust. Drs.
Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah. Surabaya: Terbit terang. 2. Asy-Syeikh
Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Bantani al-jawi & abu Firdaus al-halwani. Petunjuk menuju keluarga sakinah.
Surabaya: Mutiara Ilmu 3. Ust. Labib MZ .Terjemahan
Qurrotul ‘uyuun .Surabaya:Bintang Usaha Jaya. 2009 4. Syekh Muhammad bin
Umar an-Nawawi. Uqudullijain etika rumah
tangga, Jakarta: Pustaka Amani
Dengan mempelajari dan memahami sumber bacaan
tersebut, maka peneliti bisa memperoleh sejumlah teori-teori atau dasar
pemikiran yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti dengan cara
menganalisis sejumlah buku-buku, media elektronik dan media massa.
d.
Analisis Data
Analisis data
adalah merupakan langkah terakhir setelah terkumpulnya berbagai data, sebelum
dituangkan secara sistematis kedalam tulisan. Analisa ini tidak menggunakan
statistika akan tetapi menggunakan prosentase dengan data yang kualitatif
dikuantitatifkan. Perhitungan untuk mencari prosentase tiap-tiap kategori
jawaban pertanyaan adalah Frekuensi (F), tiap-tiap kategori jwaban dibagi
jumlah frekuensi seluruh kategori jawaban (N), tiap-tiap pertanyaan atau item
kali100 (seratus). Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :
P
=
x 100

Keterangan
:
P = Prosentase tiap-tiap jawaban setiap item
(pertanyaan)
F =
Frekuensi tiap-tiap jawaban dari tiap item
N = Jumlah dari
sejuruh frekuensi (F)
100 = bilangan
tetap
6.
DAFTAR PUSTAKA
Asy-Syeikh
Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Bantani al-jawi & abu Firdaus al-halwani. Petunjuk menuju keluarga sakinah.
Surabaya: Mutiara Ilmu.
H.M. Yacub. 1993. Pondok Pesantren
dan Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung : Angkasa.
Hiroko Horikashi, Kyai Dan Perubahan Sosial,
(Jakarta: P3M, 1987), hlm. 116.
Jauhari, Heri.2010.Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi. Bandung:CV Pustaka
Setia.
Matsuki HS. dan M. Ishom El-Saha. 2003.
Intelektualisme Pesantren, Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era
Pertumbuhan Pesantren. Jakarta : Diva Pustaka.
Muhammad Zein, Metode Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga
Pendidikan Non Formal, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1975), hlm.
17.
Ust.
Drs. Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah. Surabaya: Terbit terang.
Ust. Labib MZ .Terjemahan Qurrotul ‘uyuun .Surabaya:Bintang
Usaha Jaya. 2009
Syekh Muhammad bin Umar an-Nawawi. Uqudullijain etika rumah tangga, Jakarta: Pustaka Amani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar